15 September 2025
Dana Asing US$ 80 Juta Diramal Masuk BRMS, Saham Bakal Begini

Media Publikasi

JAKARTA, Investor.id – Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) telah masuk portofolio reksa dana VanEck Gold Miners ETF (GDX). Ini diramal mendatangkan dana asing US$ 80 juta ke saham BRMS, yang kini mendapatkan target harga tinggi dari sejumlah broker.

Berdasarkan riset Sucor Sekuritas, masuknya BRMS ke GDX bakal meningkatkan likuiditas dan akses investor asing. Adapun guyuran dana asing sebesar US$ 80 juta setara lima kali rata-rata perdagangan harian saham BRMS.

“Kinerja reksa dana GDX dalam empat bulan terakhir mencapai 52%, melampaui kenaikan harga emas yang hanya 16%,” tulis Sucor Sekuritas, yang dikutip pada Senin (15/9/2025).

Sucor Sekuritas menilai, hal itu menegaskan terjadinya rotasi ke saham-saham emas. Sebab, saham sektor ini diuntungkan oleh reli harga emas dunia sepanjang 2025. Ini menjanjikan potensi kenaikan lanjutan saham BRMS.

Sucor Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy saham BRMS dengan target harga Rp 750. Saham ini menawarkan risiko asimetris di saham sektor pertambangan dan tembaga Bursa Efek Indonesia.

Sucor mencatat, dengan dukungan cadangan terbukti emas sebanyak 5 juta ton, BRMS adalah salah satu pemain besar di Indonesia.

Sepanjang 2025, saham BRMS naik 36% ke level Rp 550. Adapun saat berita ini dibuat, saham BRMS naik 7,8%, didorong sentimen positif lonjakan harga emas. 

Di sisi teknikal, Andy Nugraha, Analis Dupoin Futures Indonesia, menekankan bahwa tren bullish emas masih terjaga kuat. Kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average mendukung proyeksi penguatan lebih lanjut.

Andy memperkirakan jika tekanan beli terus berlanjut, XAU/USD berpotensi menembus level US$ 3.675 pada perdagangan hari ini. Level tersebut menjadi sasaran utama pelaku pasar yang memanfaatkan momentum positif dari ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.

Meski demikian, potensi koreksi tetap perlu diwaspadai. Skenario lain yang mungkin terjadi adalah apabila harga gagal mempertahankan penguatannya dan justru terkoreksi menuju area US$ 3.619.

“Koreksi ini bisa dipicu oleh rilis data inflasi terbaru atau perkembangan positif dari perundingan dagang AS–Tiongkok yang sedang berlangsung di Madrid. Meredanya ketegangan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia dapat mendorong meningkatnya minat risiko investor, yang pada gilirannya mengurangi permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas,” terang Andy dalam keterangan resmi, Senin(15/9/2025).

Check news here!

Written by SPOT