Harga emas dunia pada kuartal 1 2023 mengalami kenaikan dan menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.081/troy ons pada perdagangan kamis(4/5/2023). Di tahun ini diprediksi akan menyentuh harga US$ 2.300 per troy ons. Kenaikan ini disebabkan adanya indikasi bahwa bank sentral AS (The Fed) akan menghentikan periode kenaikan suku bunga. Tak hanya itu, risiko resesi di Amerika Serikat juga membuat daya tarik emas semakin meningkat. Beberapa emiten pun membukukan pertumbuhan pendapatan dari kenaikan harga emas pada kuartal pertama 2023.
PT Bumi Resource Mineral Tbk (BRMS), Emiten dengan jumlah cadangan emas terbesar di Indonesia mencatatkan pertumbuhan pendapatan hamper dua kali lipat. Sebesar U$5,8 juta dibandingkan pada tahun sebelumnya sebesar US$2,9 juta. BRMS juga membukukan laba bersih sebesar US$2,1 juta pada kuartal I/2023. Laba bersih ini meningkat 11 persen dari US$1,9 juta pada periode sama tahun lalu. Faktor yang mendorong kinerja keuangan BMRS semakin membaik disebabkan oleh dua faktor. Pertama adalah kenaikan produksi emas dari periode yang sama di tahun lalu. Kedua, adalah peningkatan harga jual emas yang berkontribusi terhadap kinerja keuangan BRMS yang semakin membaik.
Sebelumnya BRMS melalui anak usahanya, yaitu PT Citra Palu Minerals (“CPM”) telah berhasil menemukan tambahan cadangan mineral baru sebesar 8 juta ton bijih di Blok 1 (Poboya), Palu, Sulawesi. Penemuan tersebut berhasil menambah jumlah cadangan mineral dari sebelumnya 14 juta ton bijih, menjadi 22 juta ton bijih. Jumlah cadangan mineral tersebut merupakan bagian dari sumber daya mineral sebesar 28 juta ton bijih.
Herwin Hidayat, Direktur PT Bumi Resources pada IG Live bersama Sucor Sekuritas (11/05/23) menyebutkan bahwa BRMS “menargetkan disepanjang tahun ini dapat memproduksi emas sampai ke level 20000/troy ons. Target tersebut difokuskan sampai tahun 2025 dengan mengembangkan project emas yang ada di Palu, Sulawesi Tengah. Ada satu project kami di Gorontalo, Sulawesi prospek utamannya lebih ke copper. Namun memang fokus kami sampe tahun 2025 mengembangkan project emas yang ada di Palu Sulawesi karena memang lebih murah capexnya dibanding membangun pabrik tembaga."
Sementara itu, Herwin menyebutkan meskipun BRMS sudah beberapa kali mencetak laba bersih, terkait dengan pembagian dividen belum bisa dipenuhi. Sejak initial public offering (IPO) 2010, BRMS baru mulai berproduksi pada 2019. Selama itu pula operasional perusahaan tetap berjalan. semua beban operasional, beban pokok dan beban lainnya untuk menjalankan operasi menjadi net loss. Net loss yg terakumulasi ini dibukukan sebagai retained earnings yang defisit
"Peraturan undang-undang PT nomor 40 2007 melarang perusahan membagikan dividen meski sudah profitable, tapi kalau retained earnings nya masih defisit tidak boleh membagikan dividen, bahwa pembagian dividen tetap menjadi target utama setelah defisit retained earnings semakin mengecil. Harapannya akan segara breakeven dan positif, begitu positif pasti manajemen salah satu target utama adalah pembagian dividen.” Tegas Herwin.
Check C-talks video here!
Tune in to the financial world with Sucor Sekuritas! 📈 Follow us on our social media
Instagram @sucorsekuritas
YouTube channel Sucor Sekuritas
Spotify Sucor Sekuritas