Arah Saham Otomotif ASII, IMAS hingga DRMA di Tahun Kuda Api 2026
Media Publikasi
Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham-saham terkait otomotif seperti PT Astra International Tbk. (ASII) hingga PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) kokoh di zona hijau pada 2025. Bagaimana kemudian nasibnya di tahun kuda api 2026?
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham sejumlah emiten terkait otomotif kinclong. Harga saham ASII misalnya menanjak 36,73% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) ke level Rp6.700 per lembar pada perdagangan hari ini, Jumat (5/12/2025).
Kemudian, harga saham PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) naik 20% ytd ke level Rp2.760 per lembar dan PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) naik 15,22% ytd ke level Rp1.060. Bahkan, harga saham IMAS menanjak 50,28% ytd ke level Rp1.360 per lembar.
Padahal, penjualan otomotif Tanah Air pada tahun ini masih lesu. Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), volume penjualan mobil wholesales sepanjang Januari–Oktober 2025 masih terkontraksi 10,6% secara tahunan (year on year/YoY), dari 711.064 unit pada periode 10 bulan 2024 menjadi 635.844 unit pada periode yang sama tahun ini.
Penjualan mobil secara ritel pun ikut merosot 9,6% YoY menjadi 660.659 unit, dibandingkan pada 10 bulan 2024 yang mencatatkan angka 731.113 unit.
Equity Research Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer mengatakan penguatan saham-saham otomotif pada tahun ini yang tergolong cukup impresif meskipun penjualan mobil secara nasional masih lemah. Hal ini kemungkinan besar dikarenakan banyak didorong oleh sentimen non-fundamental.
“Selain itu, ada ekspektasi pertumbuhan di periode ke depan,” kata Miftah kepada Bisnis pada Jumat (5/12/2025).
Gelaran pameran besar seperti GIIAS 2025 juga memunculkan optimisme bahwa permintaan bisa bangkit kembali, serta ada juga ekspektasi bahwa sektor otomotif akan mendapat insentif dari pemerintah untuk mendongkrak industri menjelang 2026. Sejalan dengan itu, dia memperkirakan bahwa prospek sektor otomotif pada 2026 memang tetap kompleks. Akan tetapi, ada potensi upside.
“Asalkan beberapa katalis seperti pemangkasan suku bunga atau kemudahan kredit, stimulus dari kebijakan fiskal, dan juga pemulihan daya beli konsumen bisa menjadi katalis kunci di periode ke depan,” ujar Miftah.
Research Analyst MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan mengatakan penjualan kendaraan roda empat pada tahun ini memang cenderung menurun. Sementara pasar kendaraan roda dua cenderung stabil didukung ekspor yang kuat.
“Kami melihat ada peluang pemulihan pada 2026, didukung oleh pertumbuhan struktural yang lebih kuat dan tingkat penetrasi 4W Indonesia yang masih rendah,” tulis Rudy dalam risetnya.
MNC Sekuritas sendiri mempertahankan posisi overweight pada sektor otomotif, dengan ekspektasi pemulihan sektor roda empat pada keseluruhan 2026. Di samping margin sektor kendaraan roda dua yang tangguh. Sementara, MNC Sekuritas memilih saham ASII dengan rekomendasi buy dan target harga Rp7.000 per lembar.
“ASII tetap menjadi pilihan utama kami, didukung oleh posisi dominannya di sektor roda empat dan roda dua, jajaran produk yang komprehensif, dan divisi pembiayaan yang kuat,” tulis Rudy. MNC Sekuritas juga merekomendasikan saham AUTO dengan target harga Rp3.200 per lembar karena pendapatannya yang solid, ketahanan arus kas, dan imbal hasil dividen yang tinggi.
Analis Sucor Sekuritas Christofer Kojongian dalam risetnya pun menilai sektor otomotif mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada sejak akhir 2025 seiring dengan kebijakan longgar suku bunga acuan.
Sucor Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk DRMA dengan target harga di level Rp1.500 per lembar. Sucor Sekuritas menilai DRMA memiliki kelincahan dalam beradaptasi dengan industri otomotif yang terus berkembang, terutama kehadirannya yang semakin luas di komponen terkait EV.
“Selain itu, neraca yang solid dengan posisi kas bersih memberikan ruang untuk akuisisi di masa mendatang guna mempercepat pertumbuhan lebih lanjut,” tulis Christofer dalam risetnya.
Adapun, mengacu data Bloomberg, konsensus analis terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 25 sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk ASII. Lalu, sembilan sekuritas menyematkan rekomendasi hold untuk ASII. Target harga saham ASII sendiri berada di level Rp6.906 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Untuk DRMA, konsensus analis terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 10 sekuritas menyematkan rekomendasi. Kemudian, satu sekuritas menyematkan rekomendasi hold untuk DRMA. Target harga saham DRMA sendiri berada di level Rp1.313 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Selain itu, konsensus analis terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 11 sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk AUTO. Target harga saham AUTO sendiri berada di level Rp3.123 per lembar dalam 12 bulan ke depan.