Setelah lepas dari jam kantor seperti biasa mendengarkan lagu lewat airpods, jalan menuju MRT lalu melanjutkan lagu yang tertunda tadi pagi. Lagu “Jakarta Jakarta” dari Kunto Aji mengalun mengiringi langkah kaki yang cukup cepat tapi pasti. Sambil berjalan cepat ku lihat pemandangan malam itu terlihat ramai orang entah kemana mereka tujuannya, pedagang sepeda keliling dengan yang lainnya duduk berjejer bercengkrama, kemacetan juga terlihat bagaimana padatnya mobil bercampur dengan sepeda motor dan bus Transjakarta melaju pelan tapi bising deru kendaraan sampai tembus ke telinga.
Semua orang di Jakarta malam ini terlihat sibuk tapi kenapa aku di sini merasa sepi? Apa karena aku merantau jauh dari keluarga dan sahabatku akhirnya timbul rasa kesepian? Atau aku hanya merasa lelah butuh istirahat? Entahlah. Saat ini aku cuma ingin tegap berdiri di kakiku dan yakin kalau pilihanku merantau jauh dari rumah adalah pilihan yang tepat. Keyakinanku bisa kuat juga salah satunya karena mungkin lingkungan kerjaku yang menyenangkan, bohong kalau bilang pekerjaan yang saat ini aku lakukan tanpa ada halangan dan rintangan. Nyatanya ada saja hal-hal yang tak terduga terjadi.
Masih ingat jelas saat aku pertama kali bergabung di tempat kerjaku saat ini, project event getaway di Pulau Dewata dengan membawa sekitar 50 orang rekanan penting, persiapan kurang dari dua bulan beserta tim yang hanya dua orang di department event. Jujur saja saat itu banyak khawatirnya dibanding yakinnya. Tapi, entah kenapa di hati kecilku saat itu ada keberanian yang cukup besar untuk coba pelajari semua dengan cepat dan mencari apa yang belum terlengkapi. Mungkin mode bonek (bondo nekat: berbekal kemauan keras) masih ada di pekerjaan yang sebelumnya dengan prinsip mode “bisa ngga bisa harus bisa!” .
Persiapan yang singkat itu tiap harinya ada agenda meeting yang ternyata banyak sekali keinginan yang harus ditampung dan sadar banyak hal yang telah dikuliti tetapi belum lengkap dan pasti. Dua minggu sebelum acara, management akhirnya memberangkatkan aku dan rekan kerja ke Bali untuk memastikan semua detail sudah sesuai dengan komunikasi terakhir dengan venue dan berbagai vendor. Tiga hari dua malam rasanya begitu padat dan cepat, masih ingat betapa lelahnya kami di Bali. Kami berdua saat itu sudah punya agenda yang berderet dari meeting dengan vendor, survey sampai technical meeting kami babat habis 3 hari berturut-turut tanpa ampun.
Kembalinya kami ke Jakarta rasanya tidak ada kata istirahat, persiapan yang tidak sampai dua minggu sebelum hari-H ada saja drama A-Z yang harus kami lalui dan selesaikan. Syukurnya, khawatir ku yang mengira persiapan ini hanya akan dikerjakan tim event saja ternyata tidak terjadi. Seluruh divisi Business Development dan General Affair memberikan dukungan dan kerjasama luar biasa. Bahu membahu membantu segala persiapan sebelum keberangkatan dengan sangat baik. Harapan dan doa semoga acara berjalan lancar tanpa kesalahan tentunya dipanjatkan bagi semua orang saat itu.
Di hari-H saat di Bali, di hari yang sudah kami persiapkan jauh-jauh hari ternyata tidak luput dari kesalahan. Syukurnya lagi, ternyata kami bisa menghilangkan masalah kecil dan tidak membesar-besarkan masalah besar. Tiga hari dua malam event di Bali ternyata bisa dilewati dengan baik walaupun tidak dipungkiri ada saja hal-hal yang diluar kendali kami. Tapi, kalau diingat lagi walaupun ada halang rintangan, kami masih bisa selingi dengan canda, tawa, gurau walaupun sedikit khawatir setiap waktu.
Jika diingat berulang kali sampai saat ini, persiapan yang tidak lebih dari dua bulan, tim yang bukan semua berpengalaman di event ternyata bisa buat acara begitu keren dan berkesan bagi tamu rekanan hingga jajaran direksi dan komisaris. Tim solid saat itu hingga saat ini aku lantang sebutkan yaitu Business Development dan General Affair Sucor Sekuritas, WE MAKE IMPOSSIBLE THINGS POSSIBLE, WE MAKE IMPOSSIBLE THINGS... HAPPEN.
Written by Fisella Francis Tosifananda
Sucor Sekuritas
Sucor Blog
Blog Sucor
Sekuritas Terdepan
Sekuritas Terpercaya
Fisella Francis Tosifananda