

“Almost everything will work again if you unplug it for a few minutes, including you.” – Anne Lamott
.png)
Setelah merenung cukup lama, saya mulai mengumpulkan serpihan-serpihan puzzle—hal yang mungkin merupakan jawaban dari keresahan yang saya rasakan selama ini. Sepertinya saya merasa burn out karena terlalu memaksakan diri untuk memproses gambar dengan cepat. Bahkan sekelas Da Vinci dan Van Gogh pun membutuhkan waktu untuk menciptakan masterpiece, saya malah mencoba secepat mungkin menghasilkan sebuah gambar ilustrasi. Semenjak saat itu, saya selalu meluangkan waktu sejenak. Untuk melihat lebih dalam, mengevaluasi, dan menyempurnakan ilustrasi yang saya buat. Karena, ini semua ternyata bukan sekedar tentang seberapa banyak dan seberapa cepat kita menghasilkan karya, tapi seberapa jauh diri kita masuk di dalamnya.
Saya juga sempat mengingat nasihat dari kakek saat saya masih kecil dulu. Kakek sempat berkata, “Kalau sedang menggambar, ketika sudah selesai coba gambarnya disimpan dulu. Dua atau tiga hari lagi baru dilihat, dievaluasi. Ada yang kurang tidak dari gambar yang kamu bikin. Dengan begitu gambarnya akan berevolusi menjadi jauh lebih baik”
“Success is not final. Failure is not fatal. It’s the courage to continue that counts.” —Winston Churchill
.png)
Namun, seperti peribahasa—tak ada gading yang tak retak, metode untuk berhenti sebentar, menunggu, dan mengevaluasi ini tentunya juga memiliki kekurangan. Di saat saya lengah, terkadang saya mengambil jeda terlalu lama. Sehingga membuat saya terkadang malah enggan untuk melanjutkan atau bahkan menyelesaikan apa yang telah saya mulai.
Oleh karena itu, selain menunggu, berhenti sejenak, dan beristirahat, kita juga perlu mengerti kapan waktu untuk memulai kembali. Melanjutkan dan menyelesaikan apa yang telah kita mulai sebelumnya. Karena jika tidak, rasa nyaman akan waktu istirahat itu dapat menumpulkan kemampuan saya juga dalam menggambar. Dan memulai kembali tidak harus selalu dengan hal yang rumit. Biasanya sebelum meneruskan karya yang kompleks, saya memulai dengan sketsa sederhana, membuat gambar-gambar yang ringan. Hal ini berguna untuk melemaskan tangan dan memunculkan kembali gairah dalam membuat karya.
.png)
Sama halnya dengan berinvestasi. Terkadang mungkin kita merasa lelah dan jenuh, apalagi ketika kondisi market memburuk atau portofolio kita sedang merah. Dalam kondisi ini, sebaiknya jangan terus dipaksakan karena dapat membuat kita semakin kehilangan tujuan dan keinginan kita untuk berinvestasi. Di saat seperti inilah kita membutuhkan istirahat, menunggu semuanya membaik. Namun jangan lupa juga untuk memulai kembali. Karena apa yang kita mulai, harus kita selesaikan—dengan kondisi yang baik dan memuaskan.
Apa yang ingin saya bagi di sini, yaitu jangan lupa untuk beristirahat dan mengambil waktu untuk diri sendiri. Karena setiap pelari pun juga membutuhkan jeda untuk menarik nafas dalam sebelum kembali berlari.
“Rest is not a luxury; it’s a human right.” — The Nap Ministry
.jpg)