SMIL optimis industri penyewaan forklift ini akan menguntungkan kedepannya melihat jumlah kompetitor yang belum terlalu banyak, dan perusahaan yang memiliki forklift dalam skala ribuan masih terbatas di Indonesia. “Saat ini, SMIL memperoleh proyek penyewaan delapan puluh hingga sembilan puluh unit forklift dari Richeese Nabati serta beberapa tender proyek yang masih dalam tahap diskusi lebih lanjut” ungkap Direktur SMIL Winston Suhermin pada IG Live bersama Sucor Sekuritas (13/7/2023).
SMIL optimis akan perkembangan bisnisnya ke depan, melihat pulihnya kegiatan produksi dari industri manufaktur yang menjadi demand driver untuk forklift. Direktur SMIL, Winston juga menyatakan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan ekspansi ke Ibu Kota Nusantara (IKN). SMIL memiliki market share utamanya melayani industri Fast Moving Consumer Good (FMCG) dan manufaktur dengan mayoritas konsumen merupakan perusahan-perusahaan consumer good. Selain itu SMIL juga memperoleh market share dari luar Indonesia seperti LG dari Jepang dan STG Thailand.
Beberapa klien dari SMIL seperti Sinar Mas, Indofood , LG Electronics dan Tjiwi Kimia mengalami persoalan terkait maintaining forklift yang tidak mudah dan berdampak pada produksi perusahaan yang terhambat. SMIL hadir menawarkan solusi atas permasalahan tersebut dengan menyewakan forklift kepada perusahaan-perusahaan tersebut, sehingga perusahaan FMCG tersebut bisa lebih fokus kepada kegiatan operasionalnya. Terkait dengan perawatan dan maintain dari forklift sendiri, direktur SMIL menyatakan forklift memiliki umur ekonomis rata-rata sekitar lima hingga tujuh tahun dan maksimal sepuluh tahun. SMIL mencatatkan kinerja yang positif seiring dengan utilisasi forklift yang terus meningkat bahkan dikala pandemi.
SMIL mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba yang melebihi ekspektasi sebesar 8.40% YoY dan 48.32% YoY pada tahun 2021 kemarin. Hingga tahun 2020 SMIL telah memiliki 3.000 unit forklift. Lalu tahun 2021 SMIL tidak melakukan pembelian forklift sehingga berdampak pada semakin menurunnya liabilitas untuk memperkuat cash flow perusahaan. Direktur SMIL Winston Suhermin menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar 40% dan 30% secara YoY pada tahun 2023. “SMIL optimis dapat mencapai target dengan efisiensi, inovasi serta kerjasama dengan perusahaan baterai China yang dapat mendongkrak pendapatan SMIL kedepannya” papar Winston.
Salah satu bentuk efisiensi yang dilakukan SMIL adalah dengan melakukan supply ban langsung dari pemasok pertama daripada menggunakan pihak ketiga, sehingga SMIL dapat mempeorleh margin keuntungan yang lebih besar. Penggunaan forklift elektrik juga diklaim dapat memberikan efisiensi energi sebesar 70% dibandingkan forklift yang berbahan dasar diesel. Tantangan SMIL kedepannya adalah untuk meningkatkan service rate dan menyediakan kualitas yang lebih tinggi sehingga bisa meningkatkan kepuasan pelanggan kedepannya.
Check C-talks video here!
Tune in to the financial world with Sucor Sekuritas! 📈 Follow us on our social media
Instagram @sucorsekuritas
YouTube channel Sucor Sekuritas
Spotify Sucor Sekuritas