

Penerapan PSBB ini membawa perubahan yang sangat drastis dalam hampir seluruh aspek keseharian kita. Minimnya aktivitas bisnis ini tentu menimbulkan cost yang tidak sedikit bagi banyak jenis usaha, khususnya yang membutuhkan interaksi langsung. Salah satunya sektor Otomotif. Untuk mengetahui sejauh mana dampak pandemi Covid-19 ini terhadap sektor Otomotif secara khusus, kami melakukan survei ke sejumlah dealermobil, baik mobil baru dan bekas di wilayah Jabodetabek dan beberapa kota lainnya di Indonesia.
Penjualan mobil bekas turun tajam
SUCOR EXTREME On-The-ground (OTG) Team pun mengunjungi beberapa bursa mobil bekas seperti bursa mobil Mangga Dua, Tangerang, Kemayoran dan Kelapa Gading. Terlihat jelas bahwa bisnis mobil bekas menjadi salah satu yang sangat terpukul dengan adanya pandemi ini. Penjualan mobil turun drastis hingga 80% selama masa penerapan PSBB. Para dealer terpaksa menurunkan harga bahkan hingga 30% demi menghindari biaya yang lebih besar lagi apabila persediaan tertahan lebih lama. Apalagi tidak ada kepastian kapan pandemi ini akan berakhir. Mereka juga mengantisipasi semakin lemahnya daya beli masyarakat sehingga beberapa dealer menjual dengan break even (BE) dan sebagian lagi bahkan mengaku menjual rugi.


Hingga pada saat survei ini dilakukan, kami melihat belum ada kenaikan yang cukup signifikan dalam penjualan mobil bekas secara keseluruhan.

Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh terkait dengan kinerja sektor Otomotif, tim OTG juga mengunjungi beberapa dealer mobil baru di wilayah Jabodetabek. Berbeda dengan kondisi penjualan mobil bekas, sejak pertengahan Juni, penjualan mobil baru terlihat mulai mengalami kenaikan. Beberapa dealer mengatakan bahwa penjualan mereka mulai mencapai 50% dari kondisi sebelum Covid. Kami melihat kenaikan ini terus berlanjut (pertumbuhan dua digit dibandingkan dengan bulan sebelumnya) terutama setelah penurunan tajam di April hingga Mei 2020 karena showroom di beberapa wilayah terpaksa tutup selama masa PSBB.
Di semester pertama 2020, penjualan mobil kemungkinan akan mencapai 300.000 unit, atau turun 40% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu yaitu sebanyak 500.216 unit. Sementara untuk semester kedua 2020, kami melihat penjualan perlahan-lahan akan terus naik sehingga secara tahunan penjualan mobil akan tercatat mengalami penurunan sebesar 30-40% atau sekitar 600.000 – 700.000 unit (dibandingkan dengan 1,05 juta unit di 2019).


Selain penjualan mobil baru yang mulai terlihat sejak pertengahan Juni, syarat down payment (DP) juga mulai turun. Sekitar bulan April – Mei, perusahaan-perusahaan leasing mengenakan DP hingga 50-55%. Contohnya, BCA Finance mengenakan DP 55% dalam beberapa bulan terakhir. Selain DP yang lebih tinggi, perusahaan leasing juga lebih selektif dalam memberikan pinjaman, mereka lebih mengutamakan orang-orang dengan penghasilan tetap yang penghasilannya tidak terkena dampak Covid. Kemudian syarat-syarat tersebut mulai dilonggarkan, DP turun menjadi sekitar 40%, meskipun penurunan ini belum sepenuhnya sama dengan kondisi sebelum adanya Covid.

Dari sekian banyak dealer mobil baru dan bekas yang kami temui, sebagian besar dari mereka sudah lama terjun ke penjualan online di berbagai media.
Michael, pemilik 3 showroom mobil Nissan di wilayah Tangerang dan Parung menceritakan perihal turunnya penjualan dalam beberapa bulan terakhir. Namun, Michael saat ini fokus dalam mengembangkan penjualan online-nya melalui business account Instagramnya. Ini dilakukan karena Michael menyasar anak-anak muda, dan dia melihat bahwa penjualan melalui online ini sangat membantu penjualannya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Pak Hery, pemilik Banyumas Motor di Bekasi, yang sudah lebih dari 20 tahun bergerak di bisnis mobil bekas. Pak Hery sendiri sudah aktif melakukan penjualan online melalui OLX (dulu disebut Toko Bagus) sejak 2011 dan fokus pada mobil kelas menengah ke atas seperti Toyota Fortuner, Honda CRV dan lain-lain. Pak Hery mengaku sekitar tahun 2012 hingga 2017, dia mampu menjual hingga 50 unit mobil secara rata-rata tiap bulannya. Kemudian persaingan semakin ketat, hingga perlahan-lahan Pak Hery hanya mampu menjual sekitar 10 unit tiap bulan. Sejak adanya Covid, showroom Pak Hery berhenti beroperasi dan hanya mengandalkan WhatsApp untuk menawarkan mobil yang masih tersedia ke orang-orang. Dalam beberapa bulan terakhir Pak Hery hanya menjual 3-4 unit mobil.

Selain penjulan mobil yang mulai meningkat, hal yang sama juga kami temui dalam bisnis aksesori mobil. Leonardo, generasi kedua distributor aksesori mobil di Medan menceritakan bahwa secara perlahan penjualannya mengalami peningkatan. Menariknya, peningkatan tersebut sebagian besar didorong oleh penjualan lewat toko online (Tokopedia power merchant). Leonardo melihat kenaikan tersebut karena selama pandemi orang-orang merasa lebih nyaman untuk berbelanja online ketimbang harus langsung datang ke toko.
