

Apakah dengan menghasilkan pendapatan yang besar itu cukup untuk mencapai semua tujuan keuangan kita?
Kita ambil contoh dari pengalaman atlet internasional yang memiliki pendapatan besar. Di Indonesia, profesi atlet mungkin memang dianggap kurang menjanjikan. Apalagi setelah ada banyak kisah tragis para atlet selepas pensiun. Tapi di negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat, profesi atlet bisa menghasilkan uang dalam jumlah yang besar. Karena itu tak heran kalau para atlet itu termasuk dalam orang-orang berpenghasilan terbesar di dunia. Tapi sayang, setelah pensiun para atlet banyak yang jatuh miskin.


Sekarang pertanyaannya, apa yang membuat orang-orang yang berpenghasilan besar ini malah bangkrut?
Pertama, kurangnya pemahaman akan mengelola keuangan yang baik. Memiliki habit yang cenderung boros dan tak masuk akal dalam mengatur pengeluaran. Sebagai contoh petinju legendaris Mike Tyson menghamburkan uang untuk perhiasan, mobil mahal, bahkan sempat membeli harimau Siberia.
Baca juga: Jatuh Cinta Karena Terbiasa

Selain dari buruknya pengelolaan uang, kasus yang sering terjadi adalah salah investasi. Banyak atlet ketika punya banyak uang, menghamburkan dollar untuk investasi tak jelas. Mulai dengan membuka perusahaan tanpa perencanaan yang baik, hingga berakhir bodong. Ini juga ada hubungannya dengan buruknya pengetahuan para atlet kaya ini akan literasi investasi. Buruknya manajemen keuangan dan habit yang boros itu ditambah parah dengan tidak adanya rencana setelah pensiun. Atlet yang dulu kaya, setelah pensiun biasanya masih berusaha menjaga gaya hidup mewah. Akibatnya, uang terkuras dengan cepat. Bahkan, banyak dari mereka tak tahu harus melakukan apa untuk mencari uang atau mempertahankan aset yang ada. Beberapa atlet yang berhasil mencoba karir baru seperti pembawa acara, komentator atau pelatih. Tapi ketika itu diikuti dengan gaya hidup mewah, pendapatan mereka yang sekarang jelas tak bisa mengimbangi. Padahal atlet kaya itu sudah seharusnya memikirkan keuangan sejak dini. Apalagi rentang karir atlet termasuk pendek. Belum lagi ditambah dengan resiko cedera yang tidak bisa ditebak. Mereka memerlukan bantuan para penasehat keuangan yang kompeten. Dan perlu ditumbuhkan kehati-hatian dalam mengelola keuangan.
Jadi apakah mempunyai penghasilan yang besar menjadi garansi untuk sukses secara finansial?
Jawabannya tidak. Kenyataannya banyak orang yang “kaya mendadak” tidak bertahan lama dalam kekayaannya. Di Amerika Serikat banyak cerita tentang orang yang menang dari lottery ticket dengan hadiah puluhan miliar, tapi uangnya habis dalam hitungan bulan. Untuk menjaga aset kita tetap bertumbuh, perlu didukung dengan spending-habit yang baik. Habit atau kebiasaan, adalah kunci dan hal yang perlu kita pupuk sedini mungkin. Sangat penting untuk membiasakan diri kita disiplin dalam mengelola keuangan.
Perlu kita pahami, untuk mencapai tujuan keuangan, menambah penghasilan tambahan tetap signifikan, tapi itu menjadi sia-sia tanpa mindset yang benar dalam mengatur keuangan. Sama seperti menjaga kesehatan kita, dibutuhkan kebiasaan yang bagus untuk menjaga diri tetap fit. Tidur cukup, minum air putih, asupan nutrisi yang memadai, dan olahraga rutin. Tidak jauh berbeda dengan mencapai tujuan keuangan kita. Tidak ada jalan pintas, semua membutuhkan proses dan kedisiplinan untuk mencapai kesuksesan.
Buka rekening saham SPOT secara online disini.
Artikel lainnya:
Rahasia Dibalik Secangkir Kopi Nikmat
Digital Media: On Demand
Opium Kebebasan
Beli Rumah Untuk Investasi? Think Again