


Sama halnya dengan investasi. Terkadang hal-hal yang sangat kita yakini untuk memilih investasi yang terbaik atau saham yang paling bagus bisa jadi salah karena mungkin ada beberapa faktor-faktor penting yang luput dalam pengamatan kita. Apalagi di tengah ketidakpastian yang semakin tinggi dua tahun terakhir akibat pandemi. Tentunya kita membutuhkan lebih banyak lagi masukan dan informasi dari orang lain untuk menemukan blind spot yang luput dari perhatian kita.
Sebagai seseorang yang senang sekali dengan ilmu ekonomi, saya terkadang sangat bergantung dengan model-model ekonomi untuk memproyeksikan yang akan terjadi di masa depan dalam menentukan strategi investasi yang tepat. Karena bagi saya model-model ekonomi yang telah dibangun selama tiga abad terakhir merupakan kompas yang dapat membantu kita di hutan belantara bernama pasar modal. Namun bergantung sepenuhnya terhadap teori-teori ruang kelas atau kompas sederhana tersebut merupakan suatu kenaifan karena teori-teori tersebut paling banyak hanya bisa menjelaskan 10 sampai 20 persen naik turunya pergerakan pasar modal dunia.

Baca juga: Investor Saham Bahagia
Menariknya proyeksi dengan ilmu BaZi tersebut sejalan dengan proyeksi ekonomi saya tahun ini bahwa harga komoditas energi seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara masih dapat terus mengalami kenaikan seiring tensi geopolitik yang terus meningkat baik di pasifik antara Amerika dengan China yang menurut saya akan mendorong berlanjutnya embargo China terhadap ekspor batu bara Australia yang bergabung dalam aliansi militer AUKUS. Tensi geopilitik juga akan semakin meningkat antara Rusia dan Ukraina yang menurut saya akan berujung dengan embargo piga gas Rusia ke Jerman atau yang dikenal sebagai Nord Stream 2. Embargo tersebut akan memperparah kelangkaan supply gas dari Rusia sebagai negara eksportir energi terbesar ke Eropa.
Saya pun masih terus meyakinkan diri blind spot apalagi yang luput dari pengamatan saya. Setelah melihat elemen diri kini saya mengadah ke langit dan ingin melihat bagaimana perputaran dari planet, bintang dan matahari menunjukan saya arah investasi yang tepat. Kini saya kembali melihat astronaci ilmu yang mempelajari gabungan antara astrologi dan fibonacci. Di dalam astrology orang percaya bahwa pergerakan benda-benda langit dapat memprediksi bagaimana fenomena yang akan terjadi kepada manusia di masa depan termasuk di dalamnya pergerakan pasar modal. Sementara itu Fibonacci adalah garis yang ditarik untuk melihat potensi titik support dan resistance dari suatu pergerakan saham. Garis-garis pada Fibonacci ini sebenarnya berfungsi sebagai alat bantu.
Hasil dari gabungan kedua ilmu ini dalam melihat pergerakan harga komoditas juga sangat positif tahun ini. Menurut astrologi ketika matahari mendekati Capricorn pada bulan December tepatnya tanggal 21 December maka kecenderungannya sangat besar bahwa harga komoditas akan terus merangkak naik terutama emas di tahun ini. Sepertinya baik ilmu ekonomi, BaZI dan Astronaci sepakat bahwa harga komoditas akan terus merangkak naik tahun ini dan saham-saham yang terkait dengan komoditas tersebut menjadi sangat menarik tahun ini.
Tapi kembali lagi saya mengingatkan diri sendiri, merasa berpuas diri dengan analisa itu semua tentu akan mengembalikan kita ketitik awal tentang blind spot theory itu sendiri. Untuk itu, cara yang terbaik adalah terus belajar hal-hal baru. Berdiskusi dan saling bertukar pendapat dengan teman-teman Cuan Troopers diberbagai media yang disediakan Sucor Sekuritas mungkin merupakan jalan terbaik agar kita dapat terhindar dari pukulan mematikan bernama cut loss.

Kisah Hidup YOLO Anak Ibukota
Lika Liku Transformasi Warung Menjadi E-Warung
Rahasia Dibalik Secangkir Kopi Yang Nikmat
Kembali Menikmati Kesendirian