Menyoal Realita
18 January 2021
Realita yang kita hadapi hari ini mungkin belum tentu sesuai dengan realita yang sebenarnya. 

Seorang anak kecil, sebagai contoh, setelah menonton kartun Spongebob tidak sengaja melihat komersial Listerine saat jeda iklan. 

Dia bertanya ke mamanya apa setelah berkumur dengan Listerine, dia pasti bisa mendapatkan peran penting, atau bahkan menang di lomba ice skating sekolah? Mamanya lalu bilang "Nggak sayangku. Itu cuma iklan aja. Tidak ada hubungannya obat cuci kumur dengan menang ice skating. Kamu bisa menang kalau latihan..."

Mungkin sesaat si anak akan merasa kecewa. 'Loh kok mami gak support?' Karena untuk sesaat, harapannya adalah kalau kumur dengan Listerine, tujuan dari hati kecilnya mungkin akan tercapai. 

Tidak perlu les capek sore-sore, atau bahkan dimarahin coach ice skating yang akhir-akhir ini sedang agak galak.

Kita yang sudah dewasa mungkin merasa maklum. Toh, masih kecil, dia belum bisa membedakan mana yang iklan, mana yang bukan. 

Tetapi jarang kita sadar bahwa, sebagai orang dewasa di kehidupan bisnis dan investasi, kita juga dibombardir dengan iklan yang tidak kunjung berhenti.

"Dolar akan turun! Ekspor Indonesia kian membaik."

"Suku bunga dipangkas. Pinjaman bank mengalir deras ke perusahaan kecil dan menengah."

"Emiten ini berharap tumbuh 40% tahun 2021. Saham si A melonjak. Apa kata analis?"

"Perusahaan konstruksi ini mendapatkan penghargaan! Saham naik"

"Petinggi A memberikan wewenang kepada petinggi B untuk mengurus asset negara"

dan yang paling sering kita dengar...

"Vaksin sudah tiba di Indonesia. Ekonomi diharapkan membaik."

Sangat banyak hal di sekitar kita, ternyata belum tentu sebuah realita. Tetapi sama seperti si kecil yang ternyata diam-diam membeli listerine di supermarket sebelah, kita pun tersanjung dengan iklan-iklan tersebut.. 

Kalau si kecil membeli obat cuci kumur agar bisa menang lomba, sebagai orang dewasa kita membeli suatu saham yang belum pernah kita dengar seumur hidup, untuk menjadi 'kaya'.

All I am saying... Menurut saya, tahun 2021 (bukan tahun 2020) akan menjadi tantangan luar biasa bagi seluruh investor di dunia: momen dimana, tidak perduli saham apapun yang anda beli, investasi Anda pun akan berlipat ganda. Semakin hari, semakin sulit membedakan, yang mana yang bukan iklan?

Dikarenakan unsur supply/ demand sederhana: di saat era pemerintah memperbesar jumlah uang beredar di dunia, dan jumlah perusahaan yang dapat diinvestasikan tidak bertambah, maka harga dari suatu instrumen yang menjadi basis tersebut akan cenderung naik. Persis seperti air tsunami, di waduk yang terbatas. Tidak cuman kapal bagus. Kapal karam yang sudah puluhan tahun tak disentuh pun akan ikut terangkat.

Maka dari itu, saya mungkin tidak akan heran jika jumlah investor genius akan jauh bertambah banyak di era bull market yang luar biasa ini. 

Baru beberapa hari yang lalu saya di undang ke acara seminar Zoom online oleh teman saya yang menjadi speaker training untuk trading saham agar bisa "cuan miliaran". Padahal, saya ingat betul dulunya ia mengambil kuliah kedokteran.

Kuliah kedokteran yang begitu sulit pun ditinggalkan - "stock broker/ influencer is becoming the hottest career in town", menurutnya.

Sebagai stock broker pun saya merasa bangga, sekaligus merasa tertantang - berarti tugas kami mencari saham yang masih murah dan berfundamental baik pun akan semakin sulit. Dan jumlah iklan-iklan saham akan semakin bertambah, memecah fokus investor yang serius, persis seperti fenomena 2007 sebelum GFC. 

Tidak masalah - menurut saya itulah keindahan dari pasar saham. Disini adalah tempat Anda mengekspresikan diri kita sendiri, dan realita kita masing-masing. Jika menurut Anda, realita kedepannya, dunia akan dipenuhi dengan mobil listrik, mungkin Anda bisa membeli saham Astra International dan Antam. Jika menurut Anda, kedepannya akan penuh dengan transformasi bank digital, mungkin Anda bisa membeli saham BCA atau Bank Jago.

Tetapi sekedar pesan dari penulis favorit saya di bukunya yang berjudul The Money Game - sebuah karya investasi sederhana yang wajib Anda baca jika berinvestasi saham:

"Ketahuilah diri Anda sendiri sebelum Anda berinvestasi; Percaya, tidak percaya, keputusan di pasar saham akan menunjukan potret kepribadian Anda yang sebenarnya; Jika Anda tidak tahu siapa diri Anda sebelumnya, tempat ini adalah tempat yang sangat mahal untuk belajar." 

Written by Irwin Saputra
List of Authors
Subscribe
Get up-to-date information by signing up for our newsletter
Contact Us
We are happy to answer any questions you may have
Address
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12
Karet Tengsin, RT.10/RW.11
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220