Opium Kebebasan
21 September 2021
Dalam sekejap, China, yang sebelumnya merupakan ladang terbaik untuk seluruh dunia berinvestasi, menjadi pasar paling menyeramkan belakangan ini.

Presiden Republik China, Xi Jin Ping memperketat perizinan untuk perusahaan teknologi, terutama yang bergerak di bisnis gaming.

“Tidak ada launching game terbaru untuk sementara ini… Promosi dan endorsement dari para selebritis akan di regulasikan,” kata South China Morning Post, media yang menegaskan seberapa besar intervensi Presiden Xi ke industri raksasa ini. “Tencent dan Netease sekarang sedang di panggil untuk bertemu dengan pemerintah.”

Saya jadi sekilas membayangkan adengan Star Wars disaat Darth Vader memanggil kapten kapal Death Star di filmnya yang ke IV: The New Hope: “Jika kamu dipanggil oleh Vader, kamu harus segera datang.” Hal ini mengingatkan saya seperti apa China dibawah kepemimpinan Presiden Xi bisa sangat otokratis terhadap para perusahaan teknologi yang 'bandel'.

Seperti seorang ayah sangat tegas dengan anaknya, Xi bahkan membatasi seberapa banyak masyrakat China bisa mengkonsumsi produk gaming dengan hanya 3 jam per minggu. Apakah ini dramatis? Buat anak zaman sekarang, mungkin sangat. Tidak ada lagi namanya nongkrong, menginap di warnet. Anda yang tidak pernah main game, mungkin anggap ini hanya sekedar 'slight discomfort'.

Mungkin Anda teringat, tidak hanya gaming yang di regulasikan oleh pemerintah China sekarang. Selebritas yang tidak pas dengan tradisi ‘far right’ dari China (seperti lelaki yang kurang maskulin, misalnya) akan di banish dari media dan internet.

Tentunya tangan besi dari Xi Jin Ping tidak di terima oleh market. Paling tidak, sekitar $1 triliun market value dari pasar China hilang bulan lalu. Tidak beberapa minggu yang lampau, Alibaba, misalnya turun ke titik nadir. Tencent, turun 50% dari titik tertingginya setelah perusahaannya mulai kesulitan untuk memonetisasi data untuk menjual iklan. Tentunya, karena regulasi Xi yang juga baru saja membatasi penggunaan data pribadi pelanggan demi kepentingan ‘AI’.

George Soros berkata bahwa “Xi Jin Ping adalah musuh terbesar dari dunia demokratis” dan dalam pesannya yang terakhir di The Wall Street Journal, ia berkata bahwa Presiden Xi itu sama saja dengan si tangan besi Mao Zedong, “tetapi yang versi sudah updated. Karena di zaman Mao Zedong, pasar saham belum ramai”

Mungkin, George Soros tidak salah. Mungkin tidak ada satupun pengamat yang meragukan pengaruh dari Presiden Xi yang begitu tegas terhadap negaranya sendiri. Banyak yang melihat dari sisi negative bahwa terlalu banyak kontrol didalam negara itu sesuatu yang buruk. Pasar saham yang ambruk dan kerugian triliunan dollar langsung menjadi dasar argument bahwa apa yang presiden Xi lakukan itu sangatlah ‘gila’.

Tetapi di sisi lain, sedikit yang berpendapat bahwa siapa tau ada maksud dari semua keputusan yang diambil oleh partai komunis China.

Saya jadi berpikir, mungkin saja seperti Ayah yang ingin memaksa anaknya belajar dengan giat, daripada main game terus menerus, China berusaha untuk membawa masyarakatnya ke jalan yang lebih bernilai, sesuai kacamata pemerintah. Mungkin bagi Presiden Xi, media seperti TikTok atau perusahaan yang banyak memonetisasi data pribadi nasabah seperti Ant Financial itu tidak baik dalam jangka panjang.

Sama seperti racun entertainment kepada otak anak kecil, mungkin saja pemerintah China melihat tren globalisasi zaman sekarang ada sisi buruknya terhadap sosial. Anak-anak jadi malas, misalnya. Dan lebih baik waktu yang dulunya dihabiskan bermain game dapat di gunakan untuk belajar hal bermanfaat, seperti art atau science, misalkan.

Bisa saja, ‘tough decision for the greater good’ adalah Langkah yang Presiden Xi ambil untuk meluruskan sosial China. Dan tentunya ia tidak asal meintervensi semua perusahaan teknologi. Sang perusahaan smartphone terkenal Huawei, misalkan, malahan mendapat support penuh dari pemerintah untuk ekspansi besar-besaran.

Walaupun dari luar, keputusan Xi yang tidak popular ini seakan-akan suatu intervensi dari kebebasan, saya melihat mungkin ada sisi terang dari suatu otokratis. Tentu fenomena ini membuat kita semua berpikir, apakah kebebasan penuh itu sehat di era globalisasi yang sangat cepat hari ini? Apakah hal yang kita nikmati sekarang mirip seperti opium yang masyarakat zaman dulu nikmati, tapi belum sadar bahwa itu sangat berbahaya untuk tubuh kita?

Mao Zedong, pemimpin China yang sangat legendaris pernah mengambil keputusan yang mirip untuk menghapus semua penggunaan opium di China tahun 1950, mengakhiri era narkotika yang sudah ada sejak ratusan tahun. Siapa tau Presiden Xi hari ini melihat semua handphone, media, dan game yang ditelapak tangan kita adalah Opium Digital yang menghancurkan negaranya. “The War on Modern Opium,” menurut khayalan saya.

Saya jadi bertanya kepada diri saya sendiri, apakah keputusan tidak popular dari China hari ini akan mendifinisikan negaranya secara drastis? Seperti apakah China 10 tahun, atau 20 tahun dari sekarang? Memang saya tidak seberpendapat dengan cara yang China lakukan sekarang, tetapi mari kita berpikir outside the box. Jika China tidak melakukan hal kontroversial ini, apakah mereka akan kehilangan jus kreatif?

...
"A lot of people are running from discomfort. They're just avoiding. It's so easy to get distracted for a second, and you're like checking your phone and get through your phone and looking at [nonsense]. You distract yourself from tiniest frustration of boredom... But there is a certain thoughts that it comes to you when you don't have any input coming in."

- Joe Rogan

...
Written by Irwin Saputra
List of Authors
Subscribe
Get up-to-date information by signing up for our newsletter
Contact Us
We are happy to answer any questions you may have
Address
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12
Karet Tengsin, RT.10/RW.11
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220