

Kalau kita lihat lebih jauh, kisah perjalanan perusahaan-perusahaan teknologi berstatus unicorn menuju bursa saham Indonesia ini terasa bagaikan sebuah dongeng pengantar tidur. Dunia mengenal unicorn sebagai hewan mistis bertubuh kuda dengan sebuah tanduk berulir mencuat dari dahinya, sering kali dengan surai berwarna-warni yang menjadikannya makhluk favorit dalam berbagai buku cerita dan film anak-anak.
Di sisi lain, dunia kini juga mengenal unicorn sebagai perusahaan rintisan di bidang teknologi yang memiliki valuasi di atas USD 1 miliar. Ada setidaknya enam perusahaan seperti ini di Indonesia yang berbagai layanannya kita gunakan sehari-hari.

Nah, di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi digital terutama di masa pandemi COVID-19 ini muncullah kabar baik bagi perusahaan unicorn. Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah merevisi Peraturan I-A yang kelak akan membuka peluang yang lebih besar bagi berbagai perusahaan seperti startup unicorn ini untuk mencatatkan sahamnya di bursa tanpa mengorbankan kualitas dan pengawasan dari regulator. Beberapa pejabat BEI yang sempat berdiskusi dengan kami meyakinkan bahwa revisi aturan ini akan dikeluarkan pada saat yang tepat dan sudah akan tersedia ketika ada unicorn yang hendak IPO.

Sementara itu, kabar merger antara Tokopedia dan Gojek gencar diberitakan. Merger itu kabarnya akan dilakukan sebelum kedua perusahaan mencatatkan sahamnya di bursa saham Amerika Serikat dan Indonesia. Bloomberg melaporkan valuasi perusahaan setelah merger akan mencapai USD 35 miliar hingga USD 40 miliar yang akan menjadikannya perusahaan terbesar ketiga di BEI setelah Bank Central Asia (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Baik Gojek maupun Tokopedia belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait rumor tersebut.
Di akhir Februari lalu, Traveloka mengatakan tengah mempertimbangkan rencana meluncurkan layanan keuangan di Thailand dan Vietnam sembari memproses IPO di AS. Perusahaan online travel agency itu sedang dalam pembicaraan merger dengan beberapa SPAC dan tetap mempertimbangkan opsi pencatatan saham di bursa dalam negeri.
E-commerce Bukalapak juga dilaporkan sedang bekerja sama dengan beberapa investment bank untuk memuluskan merger dengan SPAC sebelum listing di Wall Street dengan valuasi yang diperkirakan mencapai USD 4 miliar hingga USD 5 miliar. E-commerce ini juga mempertimbangkan kemungkinan IPO di bursa dalam negeri sebelum menandatangani perjanjian merger dengan SPAC tersebut. Microsoft dan PT Elang Mahkota Teknologi (EMTK) tercatat menjadi pemegang saham Bukalapak saat ini.
Berbagai IPO bernilai jumbo ini berhasil menarik perhatian investor ritel maupun institusi sebagaimana terlihat dari hasil survey yang dilakukan tim EXTREME On-The-Ground Sucor Sekuritas beberapa waktu lalu. Survey ini dilakukan terhadap lebih dari 300 investor perorangan dan 25 investor institusi. Hasilnya, 95% responden ritel mengaku tertarik membeli saham startup unicorn apabila mereka IPO sementara seluruh investor institusi mengatakan tertarik untuk mengoleksi saham perusahaan-perusahaan teknologi tersebut.


Mayoritas responden dalam survey kami pun menyuarakan optimisme mereka terhadap prospek saham-saham teknologi, khususnya unicorn. Sekitar 52% dari responden mengatakan harapan akan pertumbuhan ekonomi digital yang kuat menjadi alasan utama mereka ingin mengoleksi saham perusahaan unicorn. Sebanyak 40% persen menjadikan upaya asset rebalancing sebagai alasan mereka.




Sektor saham yang akan mereka lepas serupa dengan pilihan investor ritel, yaitu consumer goods, diikuti oleh pertambangan atau energi dan ritel. Seorang perwakilan investor institusi mengatakan kepada kami bahwa pihaknya juga berencana menjual saham-saham konvensional yang telah membukukan kenaikan yang cukup tinggi dalam 6-12 bulan terakhir.


Meski begitu, ia optimistis IPO perusahaan unicorn tidak akan berdampak pada minat investor terhadap aset kripto mengingat adanya perbedaan mendasar dalam perdagangan keduanya.
Untuk membaca lebih jauh mengenai hasil survey kami, silakan mengakses OTG report tersebut di tautan berikut ini: http://bit.ly/OTG_IndonesianUnicorns