Bisnis.com, JAKARTA – Emiten unggas telah merilis laporan keuangan per kuartal III/2025. Dari tiga pemain besar, JPFA dan CPIN sama-sama membukukan pertumbuhan laba bersih. Sedangkan, MAIN membukukan penurunan laba bersih.
Berdasarkan laporan keuangan, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih Rp3,36 triliun sepanjang Januari-September 2025.
Angka tersebut tumbuh 40,99% year on year (YoY) dibanding laba bersih yang diraup perseroan pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp2,38 triliun.
Selama sembilan bulan pertama 2025 ini penjualan neto CPIN turut meningkat 1,78% dari Rp49,72 triliun menjadi Rp50,60 triliun. Sedangkan beban pokok penjualan yang ditanggung perusahaan mampu ditekan 0,49% YoY dari Rp42,74 triliun menjadi Rp42,53 triliun.
Sementara itu, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) sukses membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,41 triliun. Angka ini naik 15,05% YoY dibanding laba bersih Japfa periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,09 triliun.
Hingga kuartal III/2025, Japfa mencatat penjualan neto sebesar Rp43,10 triliun. Angka ini naik 4,42% YoY dibanding Rp41,28 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Berbeda dengan CPIN yang mampu menekan beban, Japfa selama sembilan bulan pertama 2025 membukukan beban pokok penjualan sebesar Rp34,39 triliun atau meningkat 3,16% YoY dibanding Rp33,34 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Berbeda dengan dua kompetitornya, PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) hingga kuartal III/2025 justru membukukan penurunan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih.
Laba bersih MAIN susut 62,21% YoY dari Rp358,98 miliar menjadi Rp135,65 miliar. Koreksi ini sejalan dengan kinerja top line perseroan. Selama sembilan bulan pertama 2025 ini, MAIN membukukan koreksi penjualan bersih 2,12% dari Rp9,44 triliun menjadi Rp9,24 triliun.
Saat penjualan turun, beban pokok penjualan yang ditanggung MAIN justru membesar, naik 2,82% YoY dari Rp8,25 triliun menjadi Rp8,48 triliun.
Target Harga Saham
Melansir Bloomberg Terminal, sebanyak 26 analis (100%) merekomendasikan buy untuk JPFA. Target harga rata-rata dari konsensus berada di level Rp2.447, sementara harga JPFA di perdagangan intraday hari ini, Senin (3/11/2025) pukul 15.11 WIB berada di posisi Rp2.480, atau melemah 1,20%.
Namun, berdasarkan rating yang dirilis analis terbaru di bulan Oktober 2025, UOB Kay Hian Sekuritas merekomendasikan buy JPFA dengan target harga Rp3.200, sementara CGS International memberi rekomendasi add dengan target harga Rp2.500. Sementara DBS Bank menyematkan rating buy JPFA dengan target harga Rp2.700, hingga Sucor Sekuritas yang merekomendasikan buy JPFA dengan target harga Rp2.885.
Sementara itu, sebanyak 20 dari 22 analis (90,9%) merekomendasikan buy untuk CPIN dengan target harga Rp5.921, mencerminkan potensial return 25,5% dari harga terakhir Rp4.720.
Merujuk pada rating terbaru analis yang dirilis di Oktober 2025, Indo Premier Sekuritas menyematkan rekomendasi buy CPIN dengan target harga Rp5.450, BNI Sekuritas juga turut memberi rekomendasi buy dengan target harga Rp5.500, sampai BNI Danareksa Sekuritas yang menyematkan rating buy CPIN dengan target harga Rp6.400.
Pada perdagangan intraday Senin (3/11/2025) pukul 15.11 WIB, harga CPIN menguat 2,14% ke Rp4.770.
Sementara itu, hanya 1 dari 2 analis (50%) yang memberikan rekomendasi buy untuk MAIN dengan target harga Rp1.010, mencerminkan potensial return sebesar 18,8% dari harga terakhir Rp850. Pada perdagangan intraday Senin (3/11) pukul 15.11 WIB harga MAIN menguat 0,59% ke Rp855.