PGN (PGAS) Bangun 5 Proyek Strategis, Laba Diprediksi Tumbuh pada 2026
Media Publikasi
Bisnis - PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN saat ini sedang menyiapkan lima proyek baru yang ditargetkan beroperasi pada 2025 hingga 2027. Sejalan dengan hal itu, konsensus memproyeksi laba bersih perseroan bakal bertumbuh pada tahun 2026 nanti.
Berdasarkan data Bloomberg Terminal, konsensus memproyeksi pendapatan PGAS tahun ini akan tumbuh 0,25% menjadi US$3,79 miliar dibanding pendapatan 2024 sebesar US$3,78 miliar. Pendapatan perseroan selanjutnya diproyeksi tumbuh 2,27% menjadi US$3,88 miliar pada 2026.
Sedangkan, konsensus memproyeksi EBITDA PGAS tahun ini bakal susut 0,18% menjadi US$924,33 juta dari raihan 2024 sebesar US$926,03 juta. Namun, EBITDA perseroan ditaksir bakal tumbuh 2,58% menjadi US$948,18 juta pada 2026. Sejalan dengan proyeksi tersebut, dari sisi bottom line atau laba bersih perseroan tahun ini diramal akan terkoreksi 3,12% menjadi US$328,82 juta, kemudian baru mencatat pertumbuhan 2,14% menjadi US$335,87 juta pada 2026.
Dengan fundamental yang diproyeksi akan tumbuh itu, 10 dari 24 analis merekomendasikan buy untuk PGAS dengan target harga di Rp1.785 dalam 12 bulan ke depan, mencerminkan potensi return 1,5% *dari harga Rp1.760. Level harga tersebut telah mencerminkan last twelve months (LTM) return atau return selama 12 bulan terakhir sebesar 30,5%. Sementara itu, 13 analis merekomendasikan hold dan hanya satu yang merekomendasikan jual.
Niko Pandowo, Analis Sucor Securitas menjadi salah satu yang merekomendasikan buy untuk PGAS. Dalam riset yang dipublikasikan pada 12 September 2025, Sucor Sekuritas memproyeksi pendapatan PGAS tahun ini akan tumbuh 4,46% year on year (YoY) menjadi US$3,96 miliar. Pendapatan perseroan dalam dua tahun ke depan juga diestimasi akan terus bertumbuh, menjadi US$4,04 miliar pada 2026 dan US$4,13 miliar pada 2027. Sementara itu, laba bersih tahun ini diestimasi akan susut 2,65% menjadi US$330 juta, kemudian baru meningkat pada 2026 dengan proyeksi sebesar US$336 juta, lalu melanjutkan pertumbuhan dengan estimasi US$347 pada 2027.
Niko memproyeksi, dalam semester kedua 2025 ada perbaikan laba perseroan yang tumbuh 29% menjadi sebesar US$186 juta dibanding capaian semester pertama, didukung oleh pendapatan yang meningkat 4% menjadi US$2 miliar dibanding raihan semester pertama.
Sementara itu, operating margin profit (OPM) atau margin laba operasional ditaksir akan membaik menjadi 12,8%, dibanding 12,4% sepanjang semester pertama. "Momentum ini didukung oleh peningkatan margin dalam distribusi gas karena porsi HGBT yang lebih rendah dan penyesuaian harga non-HGBT diteruskan pada harga yang lebih tinggi untuk penggunaan LNG," tulis Niko dalam risetnya, dikutip Senin (15/9/2025).
Dalam semester pertama 2025, porsi penggunaan gas alam cair (LNG) PGN untuk suplai pelanggan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sebesar 10%, dibandingkan sepanjang 2024 yang porsinya hanya 3%. Peningkatan pemakaian LNG ini disebabkan oleh kendala pasokan gas yang sempat melanda PGN di semester pertama. "Kedua, momentum ini juga didukung oleh jumlah hari libur yang lebih sedikit pada semester kedua dibandingkan dengan semester pertama 2025," pungkasnya.
PGN (PGAS) Bangun 5 Proyek Strategis
Sebelumnya, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Hery Murahmanta memaparkan ada 5 proyek PGN yang saat ini sedang dibangun. Pertama, pengembangunan transportasi pipa minyak-Cikampek Pelumpang yang merupakan infrastruktur penyaluran minyak dengan pipa berukuran 16 inchi sepanjang 96 kilometer berkapasitas 79.800 barel per hari (bph). "Proyek ini direncanakan akan commissioning pada kuartal ketiga tahun 2027 dengan total capex sebesar US$90 juta. Sampai Juni 2025, EPC proyek ini dalam pengadaan dengan realisasi year to date sebesar US$7,8 juta," kata Hery dalam public expose, rabu (10/9/2025). Proyek kedua adalah infrastruktur gas pipa Tegal Cilacap dengan kapasitas 60 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd). Proyek ini bakal menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$125 juta dengan US$7 juta di antaranya dikeluarkan tahun ini. Di tengah ekspektasi realisasi capex yang terbatas, proyek ini mencapai tahapan rekayasa dasar atau front-end engineering design (FEED) dan pengaturan komersial hingga Juni 2025. Perusahaan pun menargetkan proyek beroperasi pada kuartal III/2026.
"Proyek ini akan memperluas jangkauan infrastruktur gas bumi untuk pelanggan di sisi Selatan Pulau Jawa maupun potensi pelanggan di sepanjang jalur pipa sehingga pemanfaatan gas bumi akan meningkat," ujarnya.
Ketiga, proyek jaringan gas kota yang merupakan proyek tahunan perusahaan dengan kapasitas 0,2 miliar British thermal unit per day (BBtud). Untuk pengerjaan proyek ini, perusahaan akan mengeluarkan capex US$29 juta pada 2025 dengan realisasi US$6,2 juta pada paruh pertama.
Keempat, proyek LNG Hub Arun, yakni revitalisasi Tank F-6004 dengan kapasitas 127.200 m3. Proyek ini menelan capex sebesar US$42 juta secara total dengan alokasi US$12 juta pada 2025. Hingga Juni 2025, realisasi capex untuk proyek ini sebesar US$6,6 juta. Perusahaan memasang target operasional pada tahun ini, yakni bagian tank pada kuartal III/2025 dan selain tank pada kuartal IV/2025.
"Dengan mempertimbangkan potensi dan lokasi strategis di sepanjang jalur perdagangan utama, serta dengan pasar LNG yang berkembang di Asia Tenggara dan Asia Selatan, maka perusahaan melakukan revitalisasi Tank F-6004," tandasnya. Kelima, ada proyek biometana dengan kapasitas 1,2 BBtud. Diperlukan capex total US$5 juta dengan US$1 juta di antaranya terealisasi pada 2025.
Dari sisi progres proyek, hingga Juni 2025, rancangan permintaan dan pasokan mencapai tahap final dan bersiap pada pengadaan kontraktor EPC. Perusahaan menargetkan proyek ini beroperasi pada kuartal II/2027. "Proyek ini merupakan komitmen perusahaan terharap keberlanjutan di era transisi energi yang mendukung net zero emission pada tahun 2060," pungkasnya.